Friday 25 August 2017

Skala Ph Dan Penggunaan Indikator Forex


Konsep mengenai asam dan basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan Oleh sekelompok senyawa Dalam larutan aria. Berdasarkan sifat-sifat yang tersebut ditunjukkan, Asam Adalah senyawa yang mempunyai rasa Asam dan memerahkan Lakmus Biru. Basa Adalah senyawa yang mempunyai rasa pahit dan membirukan Lakmus merah. Dalam larutan aria, Asam menghasilkan H dan Basa menghasilkan OH -. Ion H dari Asam dan ioni OH - Dari Basa akan bereaksi membentuk H 2 O sehingga larutan bersifat netral. Keasaman Dan kebasaan Suatu larutan tergantung pada ioni di mana yang dominan Dalam larutan, Jika OH - H maka larutan bersifat netral, contoh: H 10 -3 Moll, dari persamaan untuk kesetimbangan diperoleh aria. Kw H OH - 1 x 10 -14 10 -3 x OH - 1 x 10 -14 OH - 10 -11 moll Berdasarkan pengertian H dan OH -, kita dapat mengetahui Skala pH, pH Adalah logaritma negativo H atau ditulis sebagai berikut. pH - log H dan, pOH - log OH - Bila H 10 -3 Moll, Maka pH 3. Bila diketahui OH - 10 -2 Moll, Maka H 10 -14 10 -2 Moll 10 -12 Moll, Maka pH 12. Untuk Asama Dan Basa lemah H dan OH - Adalah sebagai berikut. H asam x una, atau OH - Basa x b Indikator Asam basa merupakan senyawa yang warnanya Dalam larutan Asam maupun basa Berbeda. Tidak semua Indikator berubah Waranya pada pH. Beberapa Indikator berubah warnanya berubah pada pH 7, Yang lainnya pada pH 4,5 atau 6,8 dan seterusna. Perubahan Warna Indikator tergantung pada H Dalam larutan, Maka Indikator Asam basa digunakan memperkirakan keasaman atau kebasaan larutan. Indikator Asam Asam Basa Indikator Basa merupakan Asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai Dua Warna Dalam pH larutan yang Berbeda. Pada titrasi asam dengan Basa, Maka Indikator Yang digunakan Adalah Asam Asam kedua Yang Yang merupakan Lebih lemah dan konsentrasi Indikator berada pada Tingkat Kecil. Pada titrasi asam dengan basa, Indikator (Asam lemah) Akan bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua Asam dititrasi (bereaksi) dengan Basa sebagai penitrasi. Beberapa Indikator asam basa mempunyai di prezzo kisaran pH dan perubahan Warna Dalam bentuk Asam (posteriori) dan Basa (Ind -). I ndikator yang dipilihuntuk titrasi Asam Basa, Adalah Indikator Yang mempunyai kisaran di prezzo pH yang berada pada sekitar di prezzo pH Titik ekivalen. Asam dan b asa merupakan dua golongan Zat Kimia yang sangat penting Dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan Suatu larutan bersifat Asam atau Basa, ada beberapa cara. Yang Pertama menggunakan Indikator Warna, Yang akan menunjukkan sifat Suatu larutan dengan perubahan Warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, Akan berwarna Merah Dalam larutan yang bersifat Asam dan akan berwarna Biru Dalam larutan yang bersifat Basa. Sifat asam Basa Suatu larutan Juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya pH merupakan Suatu parametro yang digunakan untuk menyatakan Tingkat keasaman LARUTA n. Teori Asam - Basa Asam dan Basa (alcali) Sudah dikenal sejak Zaman dahulu. Hal ini dapat Visualizzati di recente dari nama mereka. Istilah asam berasal dari italiano acetum Latina yang berarti Cuka. Unsur Pokok Cuka Adalah Asam asetat H 3 CCOOH. Istilah alcali diambil dari italiano untuk arabo Abu. Juga Sudah diketahui palizzata Tidak Selama Tiga Abad bahwa Hasil reaksi Antara Asam dan basa (netralisasi) Adalah garam. Teori asam Basa banyak dikemukakan Oleh beberapa Ahli. Teori-teori yang mencoba menerangkan sifat-sifat Asam basa merupakan Suatu Babak yang penting didalam Sejarah ilmu kimia. Lavoisier (1777) menyatakan bahwa semua Asam Selalu mengandung Suatu Unsur dasar yaitu oksigen (NAMA oksigen diajukan Oleh Lavoisier, diambil dari bahasa Yunani yang berarti 8220pembentuk asam8221). Davy (1810) menunjukkan bahwa Asam muriatat (Asam hidroklorida) Hanya mengandung idrogeno dan klor, Tidak mengandung oksigen dan dengan ITU menetapkan bahwa hidrogenlah dan Bukan oksigen yang menjadi incerti dasar di Dalam asam. Dalam teorinya tentang penguraian (disosiasi) elektrolit, Svante Arrhenius (1884) mengajukan bahwa elektrolit yang dilarutkan di Dalam aria terurai menjadi ioni di litio elektrolit yang Kuat terurai sempurna elektrolit yang lemah Hanya terurai sebagian. Suatu Jenis Zat yang jika terurai menghasilkan ioni idrogeno (H) di sebut Asam, misalnya HCl. Basa Jika terurai menghasilkan ioni hidroksida (OH -) Teori Arrhenius Juga berhasil menerangkan aktifitas katalis dari Asam Dalam tertentu reaksi-reaksi. Asam yang merupakan katalis palizzata efektif Adalah Asam yang mempunyai Daya konduksi yang palizzata AIK, yaitu asam Kuat. Semakin asam Kuat, Semakin Tinggi konsentrasi H di Dalam larutannya. Ion H merupakan katalis yang sesungguhnya didalam sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH -. Disamping keberhasilan Dan manfaatnya, teori Arrhenius mempunyai beberapa keterbatasan. Salah satu diantaranya Adalah teori ini tidak mengenal senyawa rimasto sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH -. Hal ini menjadi penyajian ionisasi larutan amoni dengan pelarut sebagai aria berikut. Tetapi Zat NH 4 OH (ammonio hidroksida) Tidak pernah Ada, Zat tersebut Tidak dapat diisolasi Dalam bentuk Murni seperti sodio hidroksida (NaOH). Selain itu, sejak Zaman Arrhenius reaksi-reaksi Sudah dilakukan Dalam pelarut buka seperti aria ammoniaca CAIR. Beberapa Dari reaksi-reaksi tersebut kelihatannya mempunyai sifat-sifat reaksi asam Basa. Ternyata OH - Tidak ada Karena Tidak ada atomo oksigen Dalam susunan tersebut. Misalnya ammonio khlorida dan sodio Amida bereaksi didalam ammoniaca CAIR, sebagai berikut. Reaksi lengkap. NH 4 Cl NaNH 2 8594 NaCl 2 NH 3 (17,7) Reaksi ionico. NH 4 Cl - Na NH 2-8594 Na Cl - 2NH 3 (17,8) Reaksi (17,9) dapat dianggap Suatu reaksi Asam-Basa dengan NH 4 analogico dengan H dan NH 2 - dengan OH -. Reaksi tersebut dapat dijelaskan melalui teori yang diajukan Secara terpisah Oleh J. N. Brønsted di Danimarca dan TM Lowry di Inggris tahun 1923. Menurut teori Bronsted-Lowry, Suatu Asam Adalah donatore di protoni Suatu basa Adalah akseptor (penerima) protone. (Petrucci, Ralph H.1986.Kimia Dasar Jilid 2.Halaman 260-262) pH Adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan Tingkat keasaman atau ke basaan yang dimiliki Oleh Suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ioni idrogeno terlarut (H) yang. Koefisien aktivitas ioni idrogeno Tidak dapat diukur Secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah Skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar Yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan Internasional. Konsep pH Pertama kali diperkenalkan Oleh kimiawan Danimarca SREN Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan Meals makna singkatan p pada pH. Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk potenza (pangkat), Yang lainnya merujuk kata Bahasa Jerman Potenz (yang Juga berarti pangkat), Dan ada yang pula merujuk pada kata potenziale. Jens Norby mempublikasikan Sebuah Karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p Adalah Sebuah tetapan yang berarti logaritma negatif. Murni Air bersifat netral, dengan pH-nya pada Suhu 25 176C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada Tujuh disebut bersifat asam. Dan larutan dengan pH Lebih daripada Tujuh dikatakan bersifat basa atau alcali. Pengukuran pH sangatlah penting Dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau Industri pengolahan Kimia Kimia seperti. biologi. Kedokteran. Pertanian. ilmu Pangan. rekayasa (keteknikan), Dan oseanografi. Tentu Saja Sains-bidang bidang dan Teknologi lainnya Juga memakai meskipun Dalam frekuensi yang Lebih rendah. pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ioni idrogeno Dalam larutan berpelarut aria. 5 pH merupakan kuantitas tak ber dimensi. dengan un H Adalah aktivitas ioni idrogeno. Alasan penggunaan definisi ini Adalah bahwa un H dapat diukur Secara eksperimental menggunakan Elektrode ioni selektif yang merespon terhadap aktivitas ioni idrogeno ioni. pH umumnya diukur menggunakan Elektrode Gelas yang mengukur perbedaan potensial E Antara Elektrode yang sensitif dengan aktivitas ioni idrogeno dengan Elektrode referensi. Perbedaan potensial pada Elektrode Gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst: dengan E Adalah potensial terukur, E 0 potensial standar Elektrode, R gas tetapan. T temperatur Dalam kelvin, F tetapan Faraday. Dan n Adalah jumlah Elektron yang ditransfer. Potensial Elektrode E berbanding Lurus dengan logartima aktivitas ioni idrogeno. Definisi ini pada dasarnya Tidak Praktis Karena aktivitas ioni idrogeno merupakan Hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas ioni idrogeno Tunggal Tidak dapat dihitung Secara eksperimen. Untuk mengatasinya, Elektrode di kalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui. Definisi pH operasional Secara resmi didefinisikan Oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut. Untuk Suatu larutan X, Pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel Galvani Elektrode referensi konsentrasi larutan KCl larutan XH 2 Pt dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel Galvani yang Berbeda Hanya pada penggantian larutan X yang pHnya Tidak diketahui dengan larutan S Yang pH-nya ( standar) diketahui pH (S). pH larutan X Oleh karenanya Perbedaan Antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung Hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan Elektrode yang dikalibrasikan terhadap Satu atau Lebih pH standar. Suatu pH-metro diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk Suatu larutan standar Adalah sama dengan nilai pH (S). Nilai pH (S) untuk berbagai larutan standar S diberikan Oleh rekomendasi IUPAC. Larutan standar yang digunakan SERING kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya, Adalah Lebih baik untuk menggunakan dua atau Lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideale pada Elektrode sebenarnya. Oleh Karena variabel temperatur Muncul pada persamaan di ATAS, pH Suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya. Pengukuran Nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada Tambang aria yang sangat Asam, memerlukan Prosedure khusus. Kalibrasi Elektrode pada Kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar Asam sulfat pekat Yang Nilai pH-nya dihitung menggunakan parametro Pitzer untuk menghitung aktivitas koefisien. P H merupakan salah Satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ioni idrogeno dapat diukur Dalam larutan non Akuatik, Namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang Berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett. H 0. Umumnya Indikator Asam-Basa Sederhana yang digunakan Adalah Kertas Lakmus yang berubah menjadi Merah bila keasamannya Tinggi dan Biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan Kertas Lakmus. Indikator asam Basa dapat diukur metro dengan pH yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit konduktivitas Suatu larutan. Menurut definisi asli Srensen, pH didefinisikan sebagai meno logaritma konsentrasi ioni idrogeno. Definisi ini Telah Lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ioni idrogeno Secara langsung apabila Elektrode yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ioni idrogeno. Salah satu caranya Adalah dengan mentitrasi larutan Asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alcali kuat yang konsentrasinya Juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit Latar yang relatif Tinggi. Oleh Karena konsentrasi Asam dan alcali diketahui, Adalah Mudah untuk menghitung ioni idrogeno sehingga potensial yang dapat terukur dikorelasikan dengan kosentrasi ionico. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan trama Gran. Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial Elektrode standar, E 0. Dan Faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ioni idrogeno dari pengukuran eksperimental E. Faktor gradien biasanya Lebih kecil sedikit Dari satu. Untuk Faktor gradien kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa Elektrode Tidak berfungsi dengan Baik. Keberadaan elektrolit Latar menjamin bahwa koefisien aktivitas ioni idrogeno Secara efektif Konstan Selama titrasi. Oleh Karena ia Konstan, Maka nilainya dapat ditentukan sebagai Satu dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung elektrolit Latar. Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ioni akan sama dengan Nilai konsentrasi. Perbedaan antara pH dengan pH biasanya cukup Kecil. Dinyatakan bahwa pH pH 0,04. Pada prakteknya terminologi pH dan pH Sering dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan. pOH pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan Ukuran konsentrasi ioni hidroksida OH 8722. pOH tidaklah diukur Secara independen, Namun diturunkan Dari pH. Konsentrasi ioni hidroksida Dalam aria berhubungan dengan konsentrasi ioni idrogeno berdasarkan persamaan dengan K W Adalah tetapan swaionisasi aria. Dengan menerapkan kologaritma: Sehingga, pada Suhu Kamar pOH 8776 14 8722 pH. Namun hubungan ini tidaklah Selalu berlaku pada keadaan khusus lainnya. (Anonim. pH. Id. wikipedia. orgwikiPH) Salah Satu pengukuran yang sangat penting Dalam berbagai cairan prose (industri, Farmasi, Manufaktur, produksi makanan dan sebagainya) pH Adalah, yaitu pengukuran ioni idrogeno Dalam Suatu larutan. Larutan dengan di prezzo pH rendah dinamakan 8221asam8221 sedangkan Yang di prezzo pH-nya Tinggi dinamakan 8221basa8221. Skala pH Terentang dari 0 (Asam kuat) sampai 14 (Basa kuat) dengan 7 Adalah di prezzo tengah mewakili aria Murni (netral). pH larutan dapat diukur dengan beberapa cara. Secara kualitatif pH dapat diperkirakan dengan Kertas Lakmus (tornasole) atau Suatu Indikator (Kertas Indikator pH). Seraca kuantitatif pengukuran pH dapat digunakan elektroda potensiometrik. Elektroda ini memonitor perubahan voltase yang disebabkan Oleh perubahan aktifitas ione idrogeno (H) Dalam larutan. SKALA Ph dan PENGGUNAAN Indikator SKALA Ph dan PENGGUNAAN Indikator 1. TUJUAN: 1. Membuat larutan standar Asam dan basa Dalam berbagai konsentrasi. 2. Mengukur pH larutan dengan berbagai Indikator. 3. Memilih Indikator yang sesuai dengan pH. 4. Mengukur pH larutan metro dengan pH. 2. PERTANYAAN PRA PRAKTEK 1. Fenolftalein Adalah salah Satu Indikator yang lazim. Bagaimana warnanya Dalam larutan Asam Dalam larutan Basa Jawab: 8226 Dalam larutan asam. Tidak bewarna (bening) 8226 Dalam larutan Basa. Merah 2. Apa yang dimaksud dengan pH Berapa pH larutan netral Jawab: 8226 parametro pH Adalah yang menunjukkan keasaman atau kebasaan Suatu Zat yang dinyatakan dengan konsentrasi H Rumus pH Adalah pH - log H 8226 pH Adalah netral 7 3. Apabila 0,01 mol di HCl ada Dalam 10 litro larutan, berapa molaritasnya, berapa konsentrasi H. dan berapa pH-Nya Jawab Dik: mol di HCl 0,01 mol volume di 10 litri HCl H Cl Dit: a. M b. H c. pH a. M HCl M HCl 0,001 M 10-3 M b. H M Valensi Asam H 10-3 M 1 H 10-3 M c. pH - log H pH - log10-3 M pH 3 4. Bagaimana hubungan H dengan OH Dalam larutan aria, Jika H 10-4 M Jawab. H2O H OH OH H Kw Kw 10-4 OH OH OH 10-14 10-4 10-10 M 3.LANDASAN Teori Konsep mengenai Asam dan basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan Oleh sekelompok senyawa Dalam larutan aria. Berdasarkan sifat-sifat yang tersebut ditunjukkan, Asam Adalah senyawa yang mempunyai rasa Asam dan memerahkan Lakmus Biru. Basa Adalah senyawa yang mempunyai rasa pahit dan membirukan Lakmus merah. Dalam larutan aria, Asam menghasilkan H dan basa menghasilkan OH-. Ion H dari Asam dan ioni OH - dari basa akan bereaksi membentuk H2O sehingga larutan bersifat netral. Keasaman Dan kebasaan Suatu larutan tergantung pada ioni di mana yang dominan Dalam larutan, Jika OH H maka larutan bersifat netral, contoh: H 10-3molL, dari persamaan untuk kesetimbangan aria diperoleh: Kw H OH 1 x 10-14 x 10-3 OH 1 x 10-14 Jadi, OH 10-11molL Skala pH Berdasarkan pengertian H dan OH, Kita dapat mengetahui Skala pH, pH Adalah logaritma negativo H atau ditulis sebagai berikut. pH - log H dan, pOH - log OH - Contoh: Bila H 10-3molL, pH Maka 3. Bila diketahui OH - 10-2molL, Maka H moll 10-1410-2 10-12molL, Maka pH 12. Untuk Asama dan Basa lemah H dan OH Adalah sebagai berikut: H Asam xa, atau OH - basa XB Indikator Asam basa merupakan senyawa yang warnanya Dalam larutan Asam maupun basa Berbeda. Tidak semua Indikator berubah Waranya pada pH. Beberapa Indikator berubah warnanya berubah pada pH 7, Yang lainnya pada pH 4,5 atau 6,8 dan seterusna. Perubahan Warna Indikator tergantung pada H Dalam larutan, Maka Indikator Asam basa digunakan memperkirakan keasaman atau kebasaan larutan. Indikator Asam Asam Basa Indikator Basa merupakan Asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai Dua Warna Dalam pH larutan yang Berbeda. Pada titrasi asam dengan Basa, Maka Indikator Yang digunakan Adalah Asam Asam kedua Yang Yang merupakan Lebih lemah dan konsentrasi Indikator berada pada Tingkat Kecil. Pada titrasi asam dengan basa, Indikator (Asam lemah) Akan bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua Asam dititrasi (bereaksi) dengan Basa sebagai penitrasi. Beberapa Indikator asam basa mempunyai di prezzo kisaran pH dan perubahan Warna Dalam bentuk Asam (posteriori) dan Basa (IND-). Indikator yang dipilihuntuk titrasi Asam Basa, Adalah Indikator Yang mempunyai kisaran di prezzo pH yang berada pada sekitar di prezzo pH Titik ekivalen. Asam Dan Basa merupakan dua golongan Zat Kimia yang sangat penting Dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan Suatu larutan bersifat Asam atau Basa, ada beberapa cara. Yang Pertama menggunakan Indikator Warna, Yang akan menunjukkan sifat Suatu larutan dengan perubahan Warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, Akan berwarna Merah Dalam larutan yang bersifat Asam dan akan berwarna Biru Dalam larutan yang bersifat Basa. Sifat asam Basa Suatu larutan Juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya pH merupakan Suatu parametro yang digunakan untuk menyatakan Tingkat keasaman larutan. Lihat tabel No. Indikator intervallo Perubahan Warna 1. Metil ungu 0,2 - 3,0 Kuning 8211 ungu 2. Timol Biru 1,2 - 2,8 Merah 8211 kuning 3. Metil Jingga 3,1 - 4,4 Merah - Jingga - kuning 4. Brom fenol Biru 3,0 - 4,6 Kuning 8211 Biru - ungu 5. Kongo Merah 3,0 - 5,0 Biru 8211 Merah 6. Brom késoel Hijau 3,8 - 5,4 Kuning 8211 Biru 7. Metil Merah 4,4 - 6,2 Merah - kuning 8. Bromeksol Merah Hijau 5,2 - 6,8 Kuning - Merah jambu 9. Lakmus 4,5 - 8,5 Merah 8211 Biru Biru 10. Bromtimol 6,0 - 7 , 6 Kuning 8211 Biru 11. Fenol Merah 6,8 - 8,2 Kuning 8211 Merah 12. Timol Biru 8,0 - 9,6 Kuning 8211 Biru 13. Fenolpftalain 8,3 - 10,0 Tak berwana - merah 14. Timolptalain 9,3 - 10,5 Kuning 8211 Biru 15. alizarina kuning 10 8211 12 Kuning 8211 Merah 16. Indigokarmin 11,4 - 13,0 Biru 8211 kuning 17 trinitro benzene 12,0 - 14,0 Tak berwana 8211 Jingga Teori Asam - Basa Asam dan Basa (alcali) Sudah dikenal sejak Zaman dahulu. Hal ini dapat Visualizzati di recente dari nama mereka. Istilah asam berasal dari italiano acetum Latina yang berarti Cuka. Unsur Pokok Cuka Adalah asam asetat H3CCOOH. Istilah alcali diambil dari italiano untuk arabo Abu. Juga Sudah diketahui palizzata Tidak Selama Tiga Abad bahwa Hasil reaksi Antara Asam dan basa (netralisasi) Adalah garam. Teori asam Basa banyak dikemukakan Oleh beberapa Ahli. Teori-teori yang mencoba menerangkan sifat-sifat Asam basa merupakan Suatu Babak yang penting didalam Sejarah ilmu kimia. Lavoisier (1777) menyatakan bahwa semua Asam Selalu mengandung Suatu Unsur dasar yaitu oksigen (NAMA oksigen diajukan Oleh Lavoisier, diambil dari bahasa Yunani yang berarti 8220pembentuk asam8221). Davy (1810) menunjukkan bahwa Asam muriatat (Asam hidroklorida) Hanya mengandung idrogeno dan klor, Tidak mengandung oksigen dan dengan ITU menetapkan bahwa hidrogenlah dan Bukan oksigen yang menjadi incerti dasar di Dalam asam. Teori Arrhenius. Dalam teorinya tentang penguraian (disosiasi) elektrolit, Svante Arrhenius (1884) mengajukan bahwa elektrolit yang dilarutkan di Dalam aria terurai menjadi ioni di litio elektrolit yang Kuat terurai sempurna elektrolit yang lemah Hanya terurai sebagian. Suatu Jenis Zat yang jika terurai menghasilkan ioni idrogeno (H) di sebut Asam, misalnya HCl. HCl (aq) 8594 H (aq) Cl - (aq) Basa jika terurai menghasilkan ioni hidroksida (OH) NaOH (aq) 8594 Na (aq) OH - (aq) Teori Arrhenius Juga berhasil menerangkan aktifitas katalis dari asam Dalam reaksi - tertentu reaksi. Asam yang merupakan katalis palizzata efektif Adalah Asam yang mempunyai Daya konduksi yang palizzata AIK, yaitu asam Kuat. Semakin asam Kuat, Semakin Tinggi konsentrasi H di Dalam larutannya. Ion H merupakan katalis yang sesungguhnya didalam sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH-. Teori Bronsted-Lowry. Disamping keberhasilan Dan manfaatnya, teori Arrhenius mempunyai beberapa keterbatasan. Salah satu diantaranya Adalah teori ini tidak mengenal senyawa rimasto sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH-. Hal ini menjadi penyajian ionisasi larutan amoni dengan pelarut sebagai aria berikut: NH4OH (aq) 8594 NH (aq) OH - (aq) Tetapi Zat NH4OH (hidroksida ammonio) Tidak pernah Ada, Zat tersebut Tidak dapat diisolasi Dalam bentuk Murni seperti sodio hidroksida ( NaOH). Selain itu, sejak Zaman Arrhenius reaksi-reaksi Sudah dilakukan Dalam pelarut buka seperti aria ammoniaca CAIR. Beberapa Dari reaksi-reaksi tersebut kelihatannya mempunyai sifat-sifat reaksi asam Basa. Ternyata OH - Tidak ada Karena Tidak ada atomo oksigen Dalam susunan tersebut. Misalnya ammonio khlorida dan sodio Amida bereaksi didalam ammoniaca CAIR, sebagai berikut: Reaksi lengkap. NH4Cl NaNH2 8594 NaCl 2 NH3 (17,7) Reaksi ionico. NH 4 Cl Na Na NH2-8594 Cl - 2NH3 (17,8) Reaksi ioni Bersih. NH4 NH2- 8594 2 NH3 (17,9) Reaksi (17,9) dapat dianggap Suatu reaksi Asam-Basa dengan NH4 analogico dengan H dan NH2- dengan OH-. Reaksi tersebut dapat dijelaskan melalui teori yang diajukan Secara terpisah Oleh J. N. Brønsted di Danimarca dan TM Lowry di Inggris tahun 1923. Menurut teori Bronsted-Lowry, Suatu Asam Adalah donatore di protoni Suatu basa Adalah akseptor (penerima) protone. (Petrucci, Ralph H.1986.Kimia Dasar Jilid 2.Halaman 260-262) pH pH Adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan Tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki Oleh Suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ioni idrogeno terlarut (H) yang. Koefisien aktivitas ioni idrogeno Tidak dapat diukur Secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah Skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar Yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Konsep pH Pertama kali diperkenalkan Oleh kimiawan Danimarca SREN Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan Meals makna singkatan p pada pH. Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk potenza (pangkat), Yang lainnya merujuk kata Bahasa Jerman Potenz (yang Juga berarti pangkat), Dan ada yang pula merujuk pada kata potenziale. Jens Norby mempublikasikan Sebuah Karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p Adalah Sebuah tetapan yang berarti logaritma negatif. Murni Air bersifat netral, dengan pH-nya pada Suhu 25 176C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada Tujuh disebut bersifat Asam, dan larutan dengan pH Lebih daripada Tujuh dikatakan bersifat basa atau alcali. Pengukuran pH sangatlah penting Dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau Industri pengolahan Kimia seperti Kimia, biologi, Kedokteran, Pertanian, ilmu Pangan, rekayasa (keteknikan), Dan oseanografi. Tentu Saja Sains-bidang bidang dan Teknologi lainnya Juga memakai meskipun Dalam frekuensi yang Lebih rendah. pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ioni idrogeno Dalam larutan berpelarut air.5 pH merupakan kuantitas tak berdimensi. dengan aH Adalah aktivitas idrogeno ioni. Alasan penggunaan definisi ini Adalah bahwa aH dapat diukur Secara eksperimental menggunakan Elektrode ioni selektif yang merespon terhadap aktivitas ioni idrogeno ioni. pH umumnya diukur menggunakan Elektrode Gelas yang mengukur perbedaan potensial E Antara Elektrode yang sensitif dengan aktivitas ioni idrogeno dengan Elektrode referensi. Perbedaan potensial pada Elektrode Gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst: dengan E Adalah potensial terukur, E0 potensial Elektrode standar, R gas tetapan, T temperatur Dalam kelvin, F tetapan Faraday, dan n Adalah jumlah Elektron yang ditransfer. Potensial Elektrode E berbanding Lurus dengan logartima aktivitas ioni idrogeno. Definisi ini pada dasarnya Tidak Praktis Karena aktivitas ioni idrogeno merupakan Hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas ioni idrogeno Tunggal Tidak dapat dihitung Secara eksperimen. Untuk mengatasinya, Elektrode dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui. Definisi pH operasional Secara resmi didefinisikan Oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut: Untuk Suatu larutan X, Pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel Galvani Elektrode referensi konsentrasi larutan KCl larutan X H2 Pt Dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel Galvani yang Berbeda Hanya pada penggantian larutan X yang pHnya Tidak diketahui dengan larutan S Yang pH-nya (standar) diketahui pH (S). pH larutan X Oleh karenanya Perbedaan Antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung Hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan Elektrode yang dikalibrasikan terhadap Satu atau Lebih pH standar. Suatu pH-metro diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk Suatu larutan standar Adalah sama dengan nilai pH (S). Nilai pH (S) untuk berbagai larutan standar S diberikan Oleh rekomendasi IUPAC. Larutan standar yang digunakan SERING kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya, Adalah Lebih baik untuk menggunakan dua atau Lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideale pada Elektrode sebenarnya. Oleh Karena variabel temperatur Muncul pada persamaan di ATAS, pH Suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya. Pengukuran Nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada Tambang aria yang sangat Asam, memerlukan Prosedure khusus. Kalibrasi Elektrode pada Kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar Asam sulfat pekat Yang Nilai pH-nya dihitung menggunakan parametro Pitzer untuk menghitung aktivitas koefisien. PH merupakan salah Satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ioni idrogeno dapat diukur Dalam larutan non Akuatik, Namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang Berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0. Umumnya Indikator Asam-Basa Sederhana yang digunakan Adalah Kertas Lakmus yang berubah menjadi Merah bila keasamannya Tinggi dan Biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan Kertas Lakmus, Indikator Asam basa dapat diukur dengan pH-metro yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit konduktivitas Suatu larutan. 4.ALAT DAN Bahan - ALAT Tabung Reaksi Dispensare Tetes Batang Pengaduk Elektrode pHmetro Pembakar Bunsen Korek Api Gelas Piala - BAHAN HCl 0,01 M Meti Merah Aquades Metil Jingga NaOH 0,01 M alizarina Kuning Fenolftalein Metil Ungu Kongo Merah Timol Biru Biru Brontimol Larutan Cuka Sari Buah Jeruk Aspirina Minuman Berkarbonat Amonia detergen Cair 5.PROSEDUR Kerja A. Daerah Asam pH 2 sampai 6 Larutan standar HCl 0,01 M (pH 2) Dimasukkan Dalam Tabung reaksi Diambil 1 M Diencerkan dengan 9 ml aria Suling yang Sudah dididihkan Diaduk pelan - Pelan larutan HCl pH3 Diambil 1 ml Dimasukkan ke Dalam Tabung reaksi ke-2 Diencerkan dengan9 mL Suling aria yang Sudah dididihkan Diaduk Pelan-Pelan larutan HCl pH4 Dengan cara yang sama dibuat larutan pH 5 dan 6 Hasil B. Daerah netral pH 7 Air yang Telah dididihkan Dimasukkan Dalam Tabung reaksi Hasil C. Daerah basa pH 8-12 NaOH 0,01 M (PH12) Dimasukkan ke Dalam Tabung reaksi Diencerkan 1 ml dengan 9 ml aria yang Telah dididihkan Diaduk Larutan NaOH pH 11 dengan cara yang sama dibuat pH 10, 9 , Dan 8 1 ml setiap larutan dibuat bagian A, B, Dan C Diberi etichetta setiap larutan sesuai pH Diteteskan 1 Tetes Indikator pada setiap Tabung reaksi sampai berubah Warna Diamati dan dicatat perubahan Warna Indikator pada setiap pH Indikator Yang digunakan berturut-turut Adalah Jingga metil , fenolftalein, brontimol Biru, alizarin Kuning, dan metil Merah Hasil 8195 D. Penunjuk pH berbagai Zat a. Larutan Cuka (diencerkan 10180) b. Sari buah anggurjeruk c. bikarbonat Minuman (diencerkan 50) d. Shampo e. Detergen CAIR (larutan 5) f. Amoniak untuk keperluan rumah Tangga g. Soda Kue (larutan 10) h. Compressa di aspirina (Asam salisilat dilarutkan Dalam 200 ml d'aria) 2 mL setiap larutan dimasukkan Masing-Masing ke Dalam Tabung reaksi Ditetesi 2 Tetes Indikator Yang Telah disediakan ke Dalam Masing-Masing Tabung reaksi Dibandingkan warnanya dengan larutan standar Ditentukan pH sesuai Warna Hasil E. Penentuan pH dengan menggunakan pH pH-metro meter Dikalibrasi Elektrode dicelupkan ke Dalam larutan standar Dicatat pembacaan pH-metro Hasil pH standar Jenis Indikator Fenolftalein Kongo Merah Brontimol Biru Metil Merah 2 Tak Berwarna Merah Biru Rosa 3 Tak Berwarna Merah Hijau Kuning 4 Tak Berwarna Merah Biru Kuning 5 Tak Berwarna Merah Biru Kuning 6 Tak Berwarna Merah Biru Kuning 7 Tak Berwarna Hitam Hijau Rosa Muda 8 Tak Berwarna Hitam Hijau Rosa 9 Tak Berwarna Hitam Hijau Tak Berwarna 10 Pink Merah Biru Kuning 11 Rosa Merah Biru Kuning 12 Pink Merah Biru Kuning Trayek pH Indikator Kongo Merah 3,8 - 5,4 Trayek pH Indikator Metil Merah 4,4 -6,2 Trayek pH Indikator Brontimol Biru 6,0 - 7,6 Trayek pH Indikator Fenolftalein 8,3 - 10,0 No Nama Zat Sampel Jenis Indikator Fenolftalein Kongo Merah Brontimol Biru Metil Merah 1 Cuka Kuning Ungu Gelap Kuning Pekat Merah Muda 2 Polposo Kuning Pudar Hitam Kuning Merah Muda 3 Sprite Tak Berwarna Hitam Kuning Pekat Merah Muda 4 Shampoo Merah Muda Merah Kuning Merah Muda 5 Sunlight Hijau Merah Hijau Kuning Kuning Bening 6 Soda Kue Merah Muda Merah Darah Biru Tua Kuning Pudar 7 Aspirina Ungu Merah Darah Biru Hijau pH Standar Jenis Indikator Metil Jingga alizarina Kuning Metil Ungu Timol Biru 2 Merah Kuning Ungu Jingga 3 Jingga Kuning Ungu Kuning 4 Merah Kuning Ungu Orange 5 Merah Kuning Ungu arancione 6 Merah Kuning ungu arancione Trayek pH Indikator Metil ungu 0,2 - 3,0 Trayek pH Indikator Timol Biru 1,2 - 2,8 Trayek pH Indikator Metil Jingga 3,1 - 4,4 Trayek pH Indikator alizarina Kuning 10,0 - 12,0 No Nama Zat Sampel Jenis Indikator Metil Jingga alizarina Kuning Metil Ungu Timol Biru 1 Cuka Merah Kuning Ungu Biru 2 Polposo Jingga Kuning Ungu Orange 3 Sprite Merah arancione Ungu Kuning 4 Shampoo Jingga Kuning Ungu Jingga 5 Sunlight Jingga Merah Ungu Kuning 6 Soda Kue Arancione Merah Ungu Kuning 7 Aspirina Kuning Ungu Ungu Biru Dalam percobaan ini dilakukan beberapa percobaan yang terdiri dari 11 Jenis larutan yaitu larutan dengan pH 2 sampai pH 12, Serta 7 macam Jenis Sampel yaitu shampoo, soda Kue, sprite, Cuka. polposo, la luce del sole dan aspirina. Untuk Masing-Masing larutan dengan pH Yang Berbeda (Dari pH 2-12) ditetesi dengan 8 macam Indikator. Pada percobaan I, pH 2 sampai pH 12 ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Merah, Brontimol Biru, Kongo Merah, dan Fenolftalein. Pada percobaan II, pH 2 sampai pH 12 seharusnya ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil Jingga, dan Timol Biru, namun karena praktikan salah mengartikan petunjuk yang diberikan oleh asisten, sehingga larutan yang diuji hanya dari pH 2 sampai pH 6.. Kemudian percobaan I dan II dicatat perubahan warnanya. Setelah masing-masing larutan menunjukkan warna yang berbeda, 7 sampel yang sudah disiapkan tadi juga masing-masing ditetesi dengan 8 indikator diatas, kemudian diamati perubahan warnanya lalu ditentukan pH nya. un. Membuat pH 2 Untuk membuat larutan standar dengan pH 2, digunakan larutan HCl 0,01 M dan telah disediakan oleh asisten. HCl H Cl - b. Larutan pH 3 Untuk membuat pH 3, diambil 1 mL larutan HCl 0,01 M kemudian ditambahkan aquades 9 mL, sehingga volumenya manjadi 10 mL. M1 V1 M2 V2 pH - log 10-3 10-2 1 M2 10 - log 10-3 M2 10-3 pH 3 8195 c. Membuat pH 4 1 mL dari pH 3 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pH - log 10-4 10-3 1 M2 10 - log 10-4 M2 10-4 pH 4 d. Membuat pH 5 1 mL dari pH 4 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pH - log 10-5 10-4 1 M2 10 - log 10-5 M2 10-5 pH 5 e. Membuat pH 6 1 mL dari pH 5 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pH - log 10-6 10-5 1 M2 10 - log 10-6 M2 10-6 pH 6 f. Membuat pH 7 Dengan mendidihkan air. dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. g. Membuat pH 12 Larutan dengan ph 12 telah disediakan oleh asisten dengan menggunakan NaOH 0,01 M. h. Membuat pH 11 1 mL dari pH 12 ditambah air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pOH - log OH - pH 14 - pOH 10-2 1 M2 10 - log 10-3 14 - 3 M2 10-3 pOH 3 pH 11 Untuk mendapatkan pH 10, 9 dan 8, digunakan cara untuk memperoleh pH 11. 8195 Ketujuh sampel yang diujikan pada percobaan kali ini, yaitu sprite, soda, shampoo, aspirin, cuka, soda kue dan sunlight yang kemudian masing-masing ditetesi 8 indikator, yaitu Metil Merah, Brontimol Biru, Kongo Merah, Fenolftalein, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil Jingga, dan Timol Biru. Kemudian dicatat perubahan warnanya dan ditentukan pH berdasarkan perubahan warna yang terjadi. Dari hasil percobaan, dari perubahan warna yang terjadi dapat disimpulkan bahwa shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa. cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral. 9.DISKUSI Pada percobaan ini, larutan yang bersifat asam adalah cuka, pulpy, dan sprite yang mempunyai trayek pH dibawah 7. Aspirin bersifat netral dengan pH 7, sedangkan shampoo, detergen cair, soda kue bersifat basa karena memiliki trayek pH di atas 7. Banyak kesalahan yang tejadi pada percobaan ini, contohnya pada pH 2- 6, pada penambahan Kongo Merah, sesuai dengan teori, perubahan warna yang terjadi adalah Kuning-Biru, namun perubahan yang terjadi adalah warna merah, hal ini tidak sesuai dengan teori. Kesalahan-kesalahan pada percobaan ini kemungkinan disebabkan karena kadar pH yang dimasukkan tidak sesuai dengan petunjuk atau pada saat memasukkan indikator tidak tepat atau mengenai dinding tabung reaksi atau pula karena tabung reaksi yang digunakan tidak bersih, dapat pula karena kurang teliti dalam pengocokan warna larutan. 10.PERTANYAAN PASCA PRAKTEK 1. Mengapa soda kue bersifat basa Jelaskan. Jawab. Karena pH soda kue diatas 7, maka soda kue tergolong basa. 2. Setelah anda melakukan percobaan, kelompokkanlah zat pada percobaan D menjadi kelompok Asam. Netral dan Basa. Jawab. Shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa. cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral. Larutan basa: pH 7 Larutan netral. pH 7 Larutan asam. pH

No comments:

Post a Comment